JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melanjutkan pengembangan pelaku usaha berorientasi ekspor pada 2022. Corporate Secretary LPEI Agus Windiarto mengatakan peningkatan ekspor nasional dan pemberdayaan sumber daya untuk kesejahteraan masyarakat akan didorong, salah satunya melalui Desa Devisa.
"Desa Devisa merupakan salah satu program yang dipelopori LPEI untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing komoditas yang dihasilkan suatu wilayah," ujar Agus dilansir dari Antara, Jumat (31/12/2021).
Baca Juga: Stop Ekspor Bahan Mentah, Jokowi ke Investor: Yang Ingin Bangun Industri Bauksit Silakan
Program Desa Devisa dimulai sejak 2019 dan berbasis pemberdayaan masyarakat yang mendorong kemandirian petani melalui rangkaian pelatihan, pendampingan serta pemanfaatan jasa konsultasi, sehingga mampu merambah pasar ekspor dengan produk berkualitas yang berdaya saing tinggi.
Baca Juga: Ekspor Rumput Laut Tembus USD177,9 Juta, Paling Banyak ke China
Pada 2019 LPEI memulai dengan Kluster Desa Devisa Kakao di Bali. Jembrana menjadi Desa Devisa pertama dengan komoditas unggulan biji kakao yang difermentasi dan di masa pandemi pelaku usaha di desa tersebut masih mampu ekspor secara mandiri ke Jepang dan Belgia.
Selanjutnya Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta, dengan produk kerajinannya yang unik dan ramah lingkungan sehingga mampu melakukan ekspor ke negara-negara Eropa.
Follow Berita Okezone di Google News