JAKARTA - Sudah satu tahun pandemi Covid-19 berlangsung ditambah pemberlakuan PPKM di Jawa-Bali saat ini membuat, gerak industri pariwisata di Indonesia masih stagnan. Meski di beberapa destinasi tetap terdengar tentang ramainya kunjungan wisatawan namun situasi ini belum berlangsung secara umum.
Para pelaku industri pariwisata, dipaksa untuk memilih beralih menjalani profesi lain demi kelangsungan hidup atau berinovasi.
Melihat keadaan itu Kementerian Komunikasi Informasi (Kominfo) mendorong berbagai pihak terutama swasta membuat program-program virtual tour. Dengan begitu para pekerja pariwisata, terutama pemandu dan pengelola destinasi dapat menjalankan profesinya kembali melalui pemanfaatan jaringan internet dan teknologi.
Baca Juga: Menko Luhut: Semua Tempat Wisata Harus Dilengkapi Aplikasi PeduliLindungi
Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah BAKTI Kominfo RI, Danny Januar mengatakan akses internet yang telah dibangun oleh pemerintah agar dimanfaatkan oleh pengelola desa wisata maupun masayarakat desa untuk mendukung usaha melalui teknologi informasi.
"Salah satu contoh pemanfaatannya, yaitu melakukan aktivitas virtual tour dan mempromosikan daerah wisata yang secara tidak langsung mampu menggerakan perekonomian di daerah. Harapannya program ini dapat direplikasi di daerah lain, sehingga dapat membentuk ekosistem yang jauh lebih besar dan internet dapat dimanfaatkan secara baik," ujarnya.
Baca Juga: Berwisata di Pantai Maju, Berolahraga Sambil Menikmati Teluk Jakarta
Nah, hal salah satunya sudah dilakukan PT Atourin Teknologi Nusantara atau Atourin dengan membuat melalui Pelatihan Virtual Tour (Wisata Virtual) yang hasilnya diharapkan membentuk ekosistem serta dibuatkan program-program virtual tour.
Program tersebut kemudian diimplementasikan dalam bentuk pelatihan virtual tour dan pendampingan secara daring bagi para pengelola desa wisata di Kawasan Danau Toba, Pulau Flores, dan Pulau Bali yang telah dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2021 dan diikuti oleh 160 peserta dari 35 desa wisata.
Kawasan Danau Toba diikuti oleh 23 desa wisata, Pulau Flores 7 desa wisata dan Pulau Bali diikuti oleh 5 desa wisata. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan hasil matchmaking dan diskusi yang telah dilakukan oleh Atourin dan BAKTI Kominfo untuk pemanfaatan akses internet yang sudah tersedia sebelumnya.
Follow Berita Okezone di Google News