COVID-19 jenis baru jadi fokus isu di awal tahun 2021. Kekhawatiran banyak orang bahwa varian baru virus corona ini akan mewabah setelah persebarannya terjadi di banyak negara, termasuk di Singapura tetangga terdekat Indonesia.
Tapi Kevin Esvelt, asisten profesor di Massachusetts Institute of Technology's Medical Lab; serta Marc Lipsitch, profesor di Departement of Epidemiology and Immunology and Infectious Disease di Harvard TH Chan School of Public Health; meyakini covid-19 jenis baru tidak akan mewabah pada 2021.
Para peneliti itu mengungkapkan, virus SARS-CoV2 penyebab covid-19 dianggap mampu mengalahkan manusia karena tidak ada persiapan sebelumnya untuk melawan mereka. Maka itu, para peneliti pun mengakui kalah karenanya. Tapi untuk covid-19 jenis baru, termasuk B-117, para peneliti yakin bisa mengalahkannya pada 2021 ini.
"Kami sudah memahami bagaimana virus ini menyebar, strategi kesehatan masyarakat mana yang dapat membantu menahannya, dan bagaimana cara paling efektif untuk mengobati orang yang terinfeksi," kata penulis penelitian, seperti dikutip dari laman Stat News, Selasa (19/1/2021).
Baca juga: Penelitian Ungkap Gejala Covid-19 Bisa Diketahui dari Kuku dan Daun Telinga
Tidak hanya itu, hal yang membuat para peneliti yakin bisa mengalahkan strain covid-19 adalah jutaan tes diagnostik setiap harinya yang dapat dengan spesifik mendeteksi patogen baru dan membedakannya dengan covid-19 generasi pertama sudah dilakukan.
"Siapa pun yang telah terjangkit covid-19 sangat resisten terhadap B-117, salah satu covid-19 jenis baru. Jadi karena covid-19 generasi lama, kita bisa melawan B-117," terang penulis.
"Vaksin yang sedang disuntikkan di banyak negara pun diyakini mampu melindungi seseorang dari covid-19 jenis baru. Dengan dua kekuatan itu, kami yakin juga mampu menahan covid-19 jenis baru jadi pandemi," tambah laporan tersebut.
Sementara serangan B-117 bisa tidak maksimal dicegah karena para tenaga kesehatan maupun ilmuwan kelelahan akibat ulah covid-19 generasi pertama yang sampai sekarang belum juga dapat diberantas. Selanjutnya, masyarakat juga kewalahan sekira setahun belakangan ini karena wabah covid-19.
Ancaman lainnya ialah covid-19 jenis baru dinilai lebih mudah menyebar dibandingkan covid-19 generasi pertama. Hal ini bisa dilihat pada kasus di Inggris, B-117 bahkan dikatakan sudah bermutasi 10 kali lipat setiap tiga minggu atau lebih. Pola yang sama juga terlihat di Denmark.
Baca juga: Catat! Ini 11 Gejala yang Muncul karena Covid-19 Jenis Baru
Lantas, apa artinya fakta tersebut bagi setidaknya 32 negara di luar Inggris yang sudah mengonfirmasi adanya B-117?
Asumsikan bahwa komunitas Anda telah melakukan upaya pencegahan SARS-CoV2 dengan menggunakan masker pun menjaga jarak aman, tetapi ternyata ada satu orang yang terinfeksi B-117. Dalam tiga minggu, di komunitas Anda diperkirakan ada 10 kasus B-117 per harinya.
Dengan begitu, dalam 6 minggu, mungkin ada 100 kasus varian baru covid-19. Pada 9 bulan, kasus menjadi setengahnya, baik itu SARS-CoV2 maupun B-117, dan jumlahnya akan meningkat bahkan setelah persebaran kedua virus melambat karena vaksinasi yang membangun herd immunity.
"Perkiraan tersebut dimaksudkan untuk menggambarkan apa yang bisa terjadi, tetapi konsisten menjalankan protokol kesehatan dapat mencegah penyebaran virus meluas di masyarakat, baik itu pada kasus SARS-CoV2 maupun B-117 pun varian mutasi virus lainnya," terang penulis penelitian.
Follow Berita Okezone di Google News