PEMBERLAKUAN syarat wajib menunjukkan hasil rapid test antibodi atau antigen bagi wisatawan yang masuk ke Malang Raya, Jawa Timur saat libur Natal dan Tahun Baru 2021, berdampak pada anjloknya tingkat hunian atau okupansi hotel di daerah tersebut.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi mengatakan, banyak wisatawan yang sudah membatalkan pesanan hotel karena ada kewajiban melampirkan hasil rapid test.
Baca juga: Daftar Lokasi Wisata di DKI Jakarta yang Tutup saat Libur Nataru 2021
Padahal, jika tak ada kewajiban tersebut diyakini tingkat hunian hotel meningkat saat libur akhir tahun. “Okupansi kita masih di bawah 50 persen,” ujar Sujud, Kamis (24/12/2020).
Wisatawan yang banyak membatalkan pesanan hotel adalah keluarga yang berwisata menggunakan kendaraan pribadi. “Kalau tamu yang menginap naik pesawat kebanyakan sudah mengantongi rapid test antibodi. Biasanya yang tidak itu kan keluarga,” tuturnya.
Front Office Jambuluwuk Hotel & Resort Oby Winatra mengakui adanya surat edaran yang meminta wisatawan melampirkan hasil rapid test untuk menginap, berdampak pada tingkat hunian hotel. “Sangat berdampak untuk tamu-tamu kita,” ujar Oby.
Menurutnya hingga hari ini sudah 20 persen tamu membatalkan pesanan hotel imbas aturan tersebut. Sedangkan untuk 31 Desember, masih banyak tamu yang galau.
“Kita cancel 20 persen, yang untuk tanggal 31 (Desember) itu masih banyak tamu yang memperhitungkan untuk liburan tahun baru, minta informasi, kejelasan,” kata Oby.
Menurutnya tingkat hunian hotelnya kini turun jadi 43 persen.
Baca juga: 7 Destinasi Wisata Menawan bak Surga di NTT untuk Liburan Akhir Tahun
Ketua PHRI Kota Malang Agoes Basuki menyatakan, sekitar 30 persen tamu hotel di kota itu membatalkan pesanan hotel saat libur akhir tahun, setelah adanya kewajiban rapid test.
"Setidaknya, sampai 30 persen tamu yang melakukan pembatalan di 70 hotel yang tergabung di PHRI. Kami berharap, okupansi masih bisa berada di angka 50 persen hingga akhir tahun. Kebanyakan, tamu datang di hari H sambil melihat situasi dan kondisi," kata Agoes.
Sedangkan General Manager Whiz Prime Hotel Kota Malang Aziz Sismono mengakui adanya pembatalan reservasi di hotelnya sekitar 40 persen dari pesanan.
“Dari jumlah kamar seluruhnya 155 kamar, hingga Rabu (23 Desember) siang ini ada 89 kamar dicancel, dengan total kehilangan revenue Rp 43.088.000,” ucap Aziz.
Follow Berita Okezone di Google News