Penelitian menyebut bahwa orang yang telah pulih dari virus corona Covid-19 kemungkinan akan menderita dampak fungsi otak yang signifikan. Kasus terburuk pasca terinfeksi Covid-19 terkait dengan penurunan mental yang setara dengan penuaan otak selama 10 tahun.
Studi non-peer-review terhadap lebih dari 84.000 orang yang dipimpin oleh Seorang Dokter di Imperial College London, Adam Hampshire menemukan bahwa dalam beberapa kasus yang parah, infeksi virus corona dikaitkan dengan defisit kognitif yang substansial selama berbulan-bulan.
"Analisis kami selaras dengan pandangan bahwa ada konsekuensi kognitif kronis akibat Covid-19. Orang yang telah pulih, termasuk mereka yang tidak lagi melaporkan gejala, menunjukkan defisit kognitif yang signifikan,” tulis Hampshire, melansir dari Huffpost, Kamis (5/11/2020).
Tes kognitif mengukur seberapa baik otak melakukan tugas-tugasnya seperti mengingat kata-kata atau menggabungkan titik pada teka-teki. Tes semacam itu banyak digunakan untuk menilai kinerja otak pada penyakit seperti alzheimer. Cara ini juga dapat membantu dokter menilai gangguan otak sementara.
Tim Hampshire menganalisis hasil dari 84.285 orang yang menyelesaikan studi yang disebut Great British Intelligence Test. Temuan tersebut belum ditinjau oleh ahli lain tapi sudah dipublikasikan secara online di situs web MedRxiv. Defisit kognitif dengan ukuran efek yang substansial terutama di antara orang-orang yang pernah dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.
Baca Juga : Pose Wika Salim Berbalut Baju Ketat, Buat Lelaki Melongo
Para ilmuwan yang tidak terlibat langsung dengan penelitian tersebut mengatakan bahwa hasilnya harus dilihat dengan hati-hati. Hal ini diungkapkan oleh Profesor Neuroimaging di Universitas Edinburgh, Joanna Wardlaw.
“Fungsi kognitif peserta tidak diketahui sebelum COVID, dan hasilnya juga tidak mencerminkan pemulihan jangka panjang - jadi efek apa pun pada kognisi mungkin bersifat jangka pendek,” kata Wardlaw.
Seorang Profesor Ilmu Pencitraan Medis di University College London, Derek Hill juga mencatat bahwa temuan penelitian tidak dapat sepenuhnya dapat diandalkan. Sebab tidak membandingkan skor sebelum dan sesudah dan melibatkan sejumlah besar orang yang melaporkan pernah menderita Covid-19, yang tidak memiliki hasil tes positif.
“Secara keseluruhan ini adalah bagian penelitian yang menarik tetapi tidak meyakinkan tentang efek Covid-19 pada otak. Saat para peneliti berusaha untuk lebih memahami dampak jangka panjang Covid-19 penting untuk menyelidiki lebih lanjut sejauh mana kognisi berdampak dalam beberapa minggu dan bulan setelah infeksi. Selain itu kerusakan permanen pada fungsi otak yang dialami beberapa orang juga harus diperiksa,” tuntasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(hel)