Covid-19 menyerang tubuh dan menginfeksi dengan ditandai gejala umum demam, batuk dan sesak napas. Karenanya, dampak Covid-19 sering dikaitkan dengan paru-paru.
Namun, nampaknya Covid-19 tidak hanya menyerang organ paru. Baru-baru ini dokter melaporkan kasus pertama kehilangan pendengaran permanen di Inggris akibat Covid-19. Kasus ini menjadi potensi efek samping buruk dari infeksi virus SARS-CoV2.
Menurut laporan HuffPost, kejadian ini terjadi pada pasien Covid-19 berusia 45 tahun. Dalam perawatannya, dia dirujuk ke spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) setelah tiba-tiba saja mengalami gangguan pendengaran di satu telinga.
Sebelumnya, pasien ini pernah dirawat di unit perawatan intensif (ICU) karena gejala sesak napasnya yang cukup parah akibat Covid-19. Dia pun menggunakan ventilator selama 30 hari dan karena perawatan itu, dia mengalami komplikasi.
Di sisi lain, pengobatan yang dijalani ialah mengonsumsi remdesivir, steroid intravena, dan tranfusi darah. Setelah itu, ia dilaporkan mulai membaik.
Tapi, seminggu setelah selang pernapasannya dilepas dan dia keluar dari ICU, dia mulai mengalami dengung (tinnitus) di telinga kirinya, diikuti dengan gangguan pendengaran mendadak. Ya, telinga kirinya tak berfungsi dengan baik.
Para dokter mencatat bahwa pasien ini sebelumnya tidak mengeluhkan masalah kehilangan pendengaran atau memiliki masalah telinga apapun. "Riwayat kesehatannya itu asma. Selain itu, dia cukup bugar dan sehat sebelum terinfeksi Covid-19," kata laporan tersebut.
Usai gejala itu muncul, dokter pun melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hasilnya cukup aneh, karena tidak ditemukan adanya sumbatan atau pembengkakan di telinga kiri pasien. Namun, saat tes pendengaran terlihat jelas kalau ada masalah di sana. "Dia telah kehilangan kemampuan dengarnya secara substansial," ungkap laporan itu.
Setelah itu, dokter yang merawatnya memberikan tablet steroid dan suntikan. Kemudian, dilaporkan bahwa pendengarannya mulai pulih sebagian.
Baca Juga : Lagi, Uji Coba Vaksin Covid-19 Dihentikan karena Sebabkan Penyakit Misterius
Dari kasus ini, dokter melakukan beberapa uji untuk mencari tahu kemungkinan penyebab dari kehilangan pendengarannya tersebut. Misalnya tes rheumatoid arthritis, flu dan HIV. Tapi, dokter yakin kalau gejala itu terkait dengan infeksi Covid-19.
Profesor Kevin Munro, seorang profesor audiologi di The University of Manchester, sebelumnya mengatakan bahwa kemungkinan efek samping pada pasien Covid-19 adalah masalah pendengaran. Ini terlihat pada virus lain seperti campak atau gondongan.
Namun dia mendesak agar berhati-hati saat menafsirkan hasil studi awal, karena ada sejumlah alasan lain mengapa pasien rawat inap rumah sakit bisa melaporkan terjadinya penurunan kemampuan pendengarannya. Ini bisa terjadi, salah satunya karena lingkungan yang tidak biasa dan masker wajah.
"Kecemasan tentang pandemi juga dapat menyebabkan orang melaporkan gejala tersebut. Ditambah lagi mungkin obat yang digunakan untuk mengobati Covid-19 menyebabkan gangguan pendengaran, bukan semata karena virusnya," terang Prof Munro.
Dalam laporan terbaru yang diterbitkan di British Medical Journal, para dokter memberikan pandangan mereka tentang mengapa pasien berusia 45 tahun tersebut mengalami gangguan pendengaran. Jadi, SARS-CoV2, virus penyebab Covid-19, diperkirakan mengunci pada jenis sel tertentu yang melapisi paru-paru.
Follow Berita Okezone di Google News