JAKARTA - Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI) Johan S. Tandanu mengatakan, industri mainan sedang mengalami peningkat penjualan. Hal tersebut bisa terjadi setelah adanya pelanggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB).
"Dari data anggota kami, saat PSBB produksi turun 70% karena toko offline tutup. Namun setelah PSBB dilonggarkan, sudah meningkat lagi produksinya mencapai 80% melalui platform e-commerce." kata Johan dalam market review IDX Channel, Kamis (6/8/2020)
Baca Juga: 85,42% UMKM Terancam Bangkrut, Cuma Tahan Covid-19 Selama 1 Tahun
Meski begitu, lanjut Johan, pihaknya menyayangkan masih banyaknya produk mainan impor yang masuk ke Tanah Air. Padahal, situasinya masih dalam keadaan pandemi covid-19
"Pada masa PSBB impor mainan dari China tidak begitu turun, bahkan label SNI yang diberikan pada produk mainan, lebih banyak ke produk impor daripada produk lokal," jelasnya
Baca Juga: Jeff Bezos Jual Saham Amazon, Rp107 Triliun Masuk Rekening
Untuk itu, Johan berharap, agar pemerintah bisa melindungi industri mainan di tanah air. Pasalnya, banyak produk impor yang tak memiliki SNI, bahkan ada yang palsu.
"Untuk bisa bersaing, pemerintah harus melindungi produk mainan lokal. Pemerintah harus turun kelapangan untuk mengecek SNI produk mainan impor. Sebab ditemukan ada produk impor yang SNI nya palsu, bahkan ada yang mengcopy dari produk lokal," tandasnya
Follow Berita Okezone di Google News
(dni)