JAKARTA - Deputi Komisioner Pengawasan IKNB II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Moch. Ihsanudin menyebutkan bahwa berdasarkan hasil survei di tahun 2019, angka inklusi literasi secara nasional cukup menggembirakan. Tapi untuk inklusi literasi di sektor asuransi, menurut dia, sangatlah memprihatinkan.
"Angkanya sangat menyedihkan untuk saya sebut terkait sektor asuransi ini, pertumbuhannya sangat lamban sekali, bahkan dari sisi densitas dan penetrasi soal asuransi juga sangat rendah," ucap Ihsan dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (30/7/2020)
Baca Juga: Bukan Hanya Produk, Investasi di Asuransi Juga Ngeri-Ngeri Sedap
Karena tingkat densitas dan penetrasi yang sangat rendah soal asuransi ini, lanjut dia, maka produk non-bank yang melejit justru adalah pegadaian dan fintech P2P lending.
"Apalagi kalau dibandingkan rasio densitas dan penetrasi dengan pengguna handphone aktif dan internet, makin miris lagi angka persentasenya," tambah Ihsan.
Baca Juga: Pengembangan Insurtech Dihantui Pembocoran Data
Dia mencatat, data penduduk Indonesia terakhir angkanya mencapai lebih dari 270 juta. Pengguna handphone aktif dan internet tercatat sebanyak 338 juta. Oleh karena itu, kata Ihsan, tidak mengherankan jika jumlah handphone lebih banyak daripada jumlah penduduknya.
Follow Berita Okezone di Google News